Minggu, 15 November 2020

PERTUMBUHAN, BUNGA TUNGGAL, BUNGA MAJEMUK, BUNGA ANUITAS, PELURUH DAN BEBERAPA CONTOH SOALNYA

  Pengertian Bunga

Bunga adalah selisih antara jumlah nominal uang yang dipinjamkan oleh pemilik modal dengan jumlah yang dikembalikan oleh pemakai modal berdasarkan kesepakatan bersama. Besarnya bunga dipengaruhi oleh besar uang yang dipinjam, jangka waktu peminjaman, dan tingkat suku bunga (persentase). Terdapat dua jenis bunga, yaitu bunga tunggal dan bunga majemuk.

Jenis – Jenis Bunga

Berikut ini adalah jenis – jenis bunga berdasarkan besarnya bunga yang dibayarkan pada setiap periode:

Bunga Tunggal

Bunga tunggal adalah bunga yang dibayar pada setiap periode dengan besaran tetap. Besarnya bunga tunggal dihitung berdasarkan perhitungan modal awal.

Rumus : 

Mn = Modal pada akhir periode
M0 = Modal awal
n = periode
b = presentase

Contoh

Diketahui modal pinjaman Rp1.000.000 dengan bunga sebesar 2 \% per bulan, maka setelah 5 bulan modalnya adalah ….

M_n = 1.000.000 (1 + 5 \times \frac{2}{100}) = Rp1.100.000

Bunga Majemuk

Bunga majemuk adalah bunga yang diberikan berdasarkan modal awal dan akumulasi bunga pada periode sebelumnya.Bunga majemuk memiliki banyak variasi dan selalu berubah (tidak tetap) pada tiap-tiap periode. Contohnya saat menjual sebuah kendaraan, harga kendaraan yang dijualakan berubah setiap periode dan perubahannya bervariasi.

Rumus =

Contoh

diketahui modal pinjaman Rp1.000.000 dengan bunga majemuk sebesar 2 \% per bulan, maka setelah 5 bulan modalnya adalah


Bunga Anunitas

Anuitas yang diberikan secara tetap pada setiap akhir periode mempunyai dua fungsi yaitu membayar bunga atas hutang dan mengangsur hutang itu sendiri.
















Contoh

Pada tanggal 1 januari bu rani meminjam uang di koperasi sebesar Rp 2.000.000,00. pinjaman itu akan dilunasi dengan 4 kali angsuran. Suku bunga 12% setahun setiap 3 bulan. Tentukan besar anuitasnya

Diket : 
M = 2.000.000 
i = 12% = 0,12 
n = 4 

Ditanya : A = ? 
Jawab : 
𝐴 = 𝑀. 𝑖 /1 − ( 1 + 𝑖) −𝑛 
𝐴 = 2.000.000 𝑥 0,12/ 1 − ( 1 + 0,12) −4 
𝐴 = 240.000 /1 − ( 1,12) −4 
𝐴 = 240.000 /0,36448 = 658472,344 
Jadi anuitasnya Rp 658.472,34

Pertumbuhan

Pertumbuhan merupakan kenaikan atau pertambahan nilai suatu besaran terhadap besaran sebelumnya yang mengikuti pola aritmatika (linier) atau geometri (eksponensial). Contoh pertumbuhan yaitu perkembangbiakan amoeba dan pertumbuhan penduduk.

Rumus pertumbuhan linear:

P_n = P_0 (1 + n_b)

Rumus pertumbuhan eksponensial:

P_n = P_0 (1 + b)^n

Dimana:
P_n = nilai besaran setelah n periode
P_0 = nilai besaran di awal periode
b = tingkat pertumbuhan
n = banyaknya periode pertumbuhan

Contoh:

Banyaknya bakteri pada satu telapak tangan yang kotor meningkat 2% secara eksponensial setiap satu jam sekali. Saat ini, terdapat bakteri sebanyak 150.000 pada sebuah telapak tangan. Hitunglah banyaknya bakteri setelah satu jam kemudian!

Jawab:

P_0 = 150.000
b = 2% = 0.02
n = 1 jam

Banyaknya bakteri setelah satu jam:

P_n = P_0 (1 + b)^n
P_1 = 150.000 (1 + 0.02)^1
P_1 = 150.000 (1.02)^1
P_1 = 153.000 bakteri

Peluruhan

Peluruhan merupakan penurunan atau pengurangan nilai suatu besaran terhadap nilai besaran sebelumnya yang mengikuti pola aritmatika (linier) atau geometri (eksponensial). Contoh dari peluruhan yaitu peluruhan zat radioaktif dan penurunan harga jual mobil.

Rumus peluruhan linear:

P_n = P_0 (1 - n_b)

Rumus peluruhan eksponensial:

P_n = P_0 (1 - b)^n

Dimana:
P_n = nilai besaran setelah n periode
P_0 = nilai besaran di awal periode
b = tingkat peluruhan
n = banyaknya periode peluruhan

Contoh:

Suatu bahan radioaktif yang semula berukuran 100 gram mengalami reaksi kimia sehingga menyusut sebanyak 5% dari ukuran sebelumnya setiap 6 jam secara eksponensial. Tentukan ukuran bahan radioaktif tersebut setelah 1 hari!

Jawab:

P_0 = 100 gram
b = 5% = 0.05
n = \frac{24}{6} = 4

Ukuran bahan radioaktif setelah 1 hari:

P_n = P_0 (1 - b)^n
P_4 = 100 (1 - 0.05)^4
P_4 = 100 (0.95)^4
P_4 = 100 (0.8145)
P_4 = 81.45

Penyusutan

Penyusutan atau depresiasi adalah pengurangan nilai dari harta tetap terhadap nilai buku atau nilai beli awalnya. Penyusutan dilakukan secara berkala dalam rangka pembebanan biaya pada pendapatan, baik atas penggunaan harta tersebut maupun karena sudah tidak memadai lagi.

Jika harga sebuah barang pada saat dibeli adalah M_0 dan mengalami penyusutan tiap tahunnya sebesar p (dalam persen) dari harga belinya, maka nilai barang pada akhir tahun ke-n adalah :

M_n = M_0(1 - np)

Contoh, harga mobil Rp100.000.000 menyusut harganya 10% tiap tahun. Di akhir tahun ke-5 nilainya



M_n = 100.000.000(1 - 5 \times 0.1) = 50.000.000




Minggu, 08 November 2020

BARISAN DAN DERET GEOMETRI DAN BEBERAPA CONTOH SOALNYA

Nama : Ryan Alfaridzi (32)

Kelas : XI IPS 2


A. BARISAN GEOMETRI

Barisan geometri adalah barisan yang mempunyai rasio tetap antara dua suku barisan yang berurutan. Jika dalam barisan aritmatika, selisih antara satu suku dengan suku berikutnya disebut dengan nilai beda. Sedangkan dalam barisan geometri selisih antar suku diistilahkan dengan rasio ( dilambangkan dengan r).
Contoh lain dari Barisan Geometri:

2, 4, 8, 16, 32, 64, 128, 256, ...
Barisan ini memiliki rasio 2 (r=2)
Setiap suku(kecuali suku pertama) merupakan hasil perkalian suku sebelumnya dengan 2.

Secara umum kita dapat menulis Barisan (Urutan) Geometrik seperti berikut :

{a, ar, ar2, ar3, ar4, ar5, ar6, ar7...}


dimana:
  • a adalah suku pertama
  • r adalah rasio

Rumus-Rumus Barisan Geometri

1. Untuk mencari Suku ke-n :
Un = ar(n-1)
dimana :
  • Uadalah suku ke-n
  • a menyatakan suku pertama
  • r menyatakan rasio
  • n menyatakan banyaknya suku

2. Untuk mencari nilai rasio(r) :
r = Un U(n-1)
dimana :
  • r adalah rasio
  • Un adalah suku ke-n
  • U(n-1) adalah suku ke-n sebelumnya


3. Mencari Suku Tengah 

Kita dapat mencari suku tengah untuk sebuah barisan geometri yang memilliki n suku ganjil (banyaknya suku harus ganjil) dimana diketahui suku pertama dan rasio, maka digunakan rumus:

Ut = a . rn

dimana:
  • Ut adalah suku tengah
  • a adalah suku pertama
  • n menyatakan banyaknya suku
  • r adalah rasio


Namun jika untuk mencari suku tengah yang kondisinya hanya diketahui suku pertama, banyaknya n suku dan suku terakhir, maka rumusnya:
Ut = a . Un

dimana :
  • Ut adalah suku tengah
  • a adalah suku pertama
  • Un adalah suku ke-n (dalam hal ini sebagai suku terakhir)


B. DERET GEOMETRI

Deret geometri adalah penjumlahan suku-suku dari suatu barisan geometri. Penjumlahan dari suku suku petama sampai suku ke-n barisan geometri dapat dihitung sebagai:

S_n = U_1 + U_2 + U_3 + \cdots + U_{(n - 1)} + U_n

Atau sebagai:

S_n = a + ar + ar^2 + ar^3 + \cdots + ar^{(n - 2)} + ar^{(n - 1)}

Jika hanya diketahui nilai a adalah suku pertama dan nilai Un adalah suku ke-n, maka nilai deret aritmatikanya adalah:

S_n = a\frac{(1 - r^n)}{(1 - r)}

dengan syarat 0 < r < 1.

Atau:

S_n = a \frac{(r^n - 1)}{(r - 1)}

dengan syarat r> 1.

Persamaan tersebut bisa dibalik untuk mencari nilai suku ke-n. Cara memperolehnya sama dengan deret aritmatika yaitu:

U_n = S_n - S_{(n - 1)}


CONTOH SOAL 

Soal No.1


Diketahui sebuah barisan geometri 3, 6, 12....maka suku ketujuh dari barisan geometri tersebut :
a. 128
b. 192
c.  64
d. 190

Pembahasan

a = 3
r = 2
Un = ar(n-1)
⇒ 3.2(7-1)
⇒ 3.2(7-1)
⇒ 192


Jawab : b



Soal No.2


Diketahui sebuah barisan geometri : 3, 9, 27, 81, 243. Berapakah rasio barisan geometri tersebut :
a. 4
b. 3
c. 2
d. 9

Pembahasan

Kita ambil dua bilangan terakhir yaitu : 81 dan 243, maka:
Un = 243
U(n-1) = 81
Sehingga nilai rasio (r) :
r = Un U(n-1) 243 81 = 3


Jawab :b


Soal No.3


Diketahui sebuah barisan geometri : 5, 10, 20, 40, 80,  .... , 5120. Nilai suku tengahnya adalah :
a. 160
b. 320
c. 510
d. 640

 

Senin, 02 November 2020

BARISAN DAN DERET ARITMATIKA DAN BEBERAPA CONTOH SOALNYA

BARISAN DAN DERET ARITMATIKA DAN BEBERAPA CONTOH SOALNYA

Assalamualaikum wr.wb.
Saya Ryan Alfaridzi (32) XI IPS 2
 
Barisan Aritmetika

Barisan aritmetika merupakan barisan bilangan dengan pola yang tetap berdasarkan operasi penjumlahan dan pengurangan. Selisih antara dua suku berurutan pada barisan aritmetika disebut beda yang dilambangkan dengan b. Rumus untuk menentukan beda pada barisan aritmetika adalah sebagai berikut. 

Rumus untuk menentukan beda pada barisan aritmetika

Keterangan:
b = beda;
Un= suku ke-n;
Un+1= suku sebelum suku ke-n; dan
n= banyaknya suku.

1. Bentuk barisan aritmetika

Adapun bentuk barisan aritmetika adalah sebagai berikut.

Rumus selisih atau bedanya, adalah sebagai berikut.

Keterangan:

Un+1= suku ke-(n +1);

Un = suku ke-n; dan

b = beda atau selisih.

 

Akibat dari rumus suku ke-n tersebut, dapat diperoleh:

U1 U2,  U3,  …,   Un-2,   Un-1  Un

 a,     a+b, a+2b,   …, a+n-3b,   a+n-2b,   a+n-1b

Jika banyak suku (n) ganjil, suku tengah (Ut) barisan aritmetika dapat dirumuskan 

sebagai berikut.

banyak suku (n) ganjil, suku tengah (Ut) barisan aritmetika

Sementara itu, jika di antara dua buah suku U1,U2,U3,…,Un disisipkan k buah bilangan sehingga terbentuk barisan aritmetika baru, beda dan banyak suku dari barisan tersebut akan berubah sesuai rumusan berikut.

beda dan banyak suku dari barisan

Keterangan:

b’= beda barisan aritmetika baru;

b= beda barisan aritmetika lama;

k= banyak bilangan yang disisipkan;

n= banyak suku barisan aritmetika baru; dan

n= banyak suku barisan aritmetika lama.

Perlu diingat bahwa suku pertama barisan baru sama dengan suku pertama barisan lama.

2. Suku ke-n barisan aritmetika

Saat Quipperian diminta untuk mencari suku ke-n dari barisan aritmetika, cara termudahnya adalah dengan menelusuri satu per satu sampai mencapai suku ke-n. Namun, cara ini tergolong tidak praktis dan membutuhkan banyak waktu. Jika yang diminta suku ke-10 mungkin masih bisa. Bagaimana jika yang diminta suku ke-1000? Kebayang kan betapa rumitnya? Untuk itu, rumus suku ke-n yang bisa kamu gunakan adalah sebagai berikut.

Keterangan:

a = suku awal (U1);

Un= suku ke-n; dan

b = beda atau selisih.

3. Suku tengah barisan aritmetika

Jika Quipperian menemukan barisan aritmetika yang banyak sukunya ganjil, pasti barisan aritmetika tersebut memiliki suku tengah (Ut). Secara matematis, Ut dirumuskan sebagai berikut.

4. Sisipan bilangan pada barisan aritmetika

Misalkan Quipperian menjumpai barisan aritemtika dengan beda b. Lalu, barisan aritmetika tersebut disisipi k bilangan di setiap 2 bilangan yang berdekatan. Setelah disisipi k bilangan, terbentuk barisan aritmetika baru yang bedanya b’. Pertanyaannya adalah berapakah beda bilangan aritmetika yang baru? Daripada pusing-pusing, gunakan persamaan berikut.

Ketentuannya, suku pertama barisan yang baru sama dengan suku pertama barisan sebelumnya karena bilangan yang disisipkan tidak berada di awal baris.

Deret Aritmetika

Deret aritmetika berkaitan dengan barisan aritmetika. Deret aritmetika yang disimbolkan dengan Sn merupakan jumlah n suku pertama barisan aritmetika. Dengan kata lain, penjumlahan dari suku-suku barisan aritmetika disebut dengan deret aritmetika.

suku-suku barisan aritmetika disebut dengan deret aritmetika

Rumus jumlah n suku pertama dari deret aritmetika tersebut adalah sebagai berikut.

Rumus jumlah n suku pertama dari deret aritmetika

Substitusikan Un=a+(n-1) b, sehingga diperoleh:

Substitusikan Un=a+n-1 b

Misalkan Sn-1= U+U2+ U3+ … +Un-1 dan Sn=U1+U2+ U3+…+Un-1+Un. Ini berarti, hubungan antara Sn-1 dan Uadalah sebagai berikut.

hubungan antara Sn-1 dan Sn

 

Contoh Soal

CONTOH SOAL 1
Tentukan suku ke-20 dari barisan 2, 6, 10, 14, …, …,!

Pembahasan:

Diketahui:

a = 2

b = 6 – 2 = 4

Ditanya: U20 =…?

Pembahasan:


CONTOH SOAL 2

Suku tengah barisan aritmetika adalah 15. Jika banyaknya suku barisan tersebut 11 dan suku ke-4 bernilai -3, tentukan suku terakhirnya!

Diketahui:

Ut = 15

n = 11

Ditanya: Un =…?

Pembahasan:

Pertama, kamu harus mencari nilai t.

Suku tengah adalah suku ke-6. Artinya, U6 = 15.

Untuk mencari nilai a dan b, gunakan metode eliminasi.

Substitusikan nilai b ke persamaan (1).

Selanjutnya, tentukan suku terakhir barisan tersebut.

Jadi, suku terakhirnya adalah 60.

CONTOH SOAL 3

Berapakah jumlah bilangan kelipatan 3 antara 10 sampai 100?

Pembahasan:

Jumlah bilangan kelipatan 3 antara 10 sampai 100 adalah sebagai berikut.

Keterangan:

a = 12

banyaknya suku = 30

Jadi, jumlah bilangan kelipatan 3 antara 10 sampai 100 adalah 1.665.

 

Suku ke-40 dari barisan 7, 5, 3, 1, … adalah …

Pembahasan:

Diketahui: a = 7
b = 2
ditanya 

Jawab:


= 7 + 39 . (-2)
= 7 + (-78)
= – 71
Jadi, suku ke-40 barisan aritmatika tersebut adalah –71.

CONTOH SOAL 5 

Suku pertama dari barisan aritmatika adalah 3 dan bedanya = 4, suku ke-10 dari barisan aritmatika tersebut adalah …

Penyelesaian: 

a = 3

b = 4

Conoth Umum Barisan 1

SIFAT-SIFAT LIMIT DAN CONTOH SOALNYA SERTA SOAL KONTEKSTUAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN LIMIT

SIFAT-SIFAT LIMIT DAN CONTOH SOALNYA SERTA SOAL KONTEKSTUAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN LIMIT Assalamualaikum wr.wb Nama : Ryan Alfaridzi (32) K...